Ekspansi ke Luar Negeri, Pertamina Perkuat Ketahanan Energi Nasional
Akuisisi blok-blok migas di luar negeri diyakini dapat
memperkuat kapabilitas dan daya saing Pertamina di masa mendatang
sebagai perusahaan energi kelas dunia sekaligus bentuk konkret upaya
Pertamina untuk mendukung ketahanan energi nasional.
SVP Upstream Business Development, Denie
S. Tampubolon mengatakan bahwa ekspansi ke luar negeri merupakan salah
satu strategi perusahaan untuk peningkatkan produksi minyak mentah, yang
secara langsung dapat memperkuat ketahanan energi nasional. Pertamina
memproyeksikan 70% akuisisi akan berasal dari asset-aset di luar negeri,
terutama di wilayah-wilayah yang masih mempunyai cadangan besar,
katanya.
“Pertumbuhan non organik melalui
kegiatan akuisisi dari asset luar negeri akan memberikan kontribusi
penting bagi pertumbuhan produksi Pertamina di masa mendatang dan
tambahan pasokan minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan Indonesia,”
terang Denie.
Pertamina sendiri telah mulai melakukan
ekspansi ke luar negeri sejak Januari 2002 melalui kontrak kerjasama
pada Blok 10 dan 11.1 Vietnam dengan pola kerjasama yang diawali dengan
government to government. Selanjutnya diikuti dengan Blok SK-305 di
Malaysia pada Juni 2003 serta Blok 3 Western Desert Irak, Blok 13 Read
Sea, Sudan, Blok 123-3 Sirte Onshore, Blok 17-3 Sabratah Offshore dan
Blok 3 Offshore Qatar.
“Akhirnya pada November-Desember 2013
Pertamina mengakuisisi aset di Aljazair dan Irak. Dari Aljazair
Pertamina peroleh sekitar 23.000 bopd dan ditargetkan sebesar 25.000
bopd tahun ini. Adapun, di Irak Pertamina memiliki hak partisipasi
sebesar 10%, sedangkan produksi lapangannya ditargetkan akan meningkat
dari 400.000 bopd tahun ini menjadi 1,6 juta bopd pada 2020,” ungkapnya.
Di masa mendatang, lanjut Denie,
Pertamina akan memprioritaskan rencana akuisisi pada aset-aset yang
dapat segera memberikan tambahan produksi minyak kepada Pertamina, yaitu
blok-blok yang sudah berproduksi dan atau dalam tahap pengembangan
serta memiliki cadangan minyak yang signifikan. Tentu saja, katanya,
aksi-aksi korporasi tersebut dilakukan dengan proses bisnis yang secara
komprehensif memperhatikan seluruh aspek teknis dan komersial, termasuk
mitigasi risiko.
“Dengan tetap focus dalam pengembangan
potensi migas di dalam negeri, Pertamina akan terus berupaya melakukan
ekspansi ke aset-aset luar negeri dengan sedikitnya dua misi, yaitu
mencari sumber-sumber migas di luar negeri untuk pasokan energy di
Indonesia, sekaligus memperluas peluang kerjasama dengan IOC dan NOC
sehingga bisnis hulu Pertamina semakin kuat di masa mendatang.”
Hal ini tentunya dilakukan untuk
mendukung pencapaian target produksi 2,2 juta boepd pada 2025 dengan
target kontribusi mencapai 600.000 boped.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar